Bali menyimpan begitu banyak tujuan wisata, salah satu yang paling digemari para wisatawan adalah wisata alamnya. Pulau ini begitu komplit, wilayah Gunung dan Pantai berbaur dalam satu wilayah yang bisa dikunjungi dengan jarak yang tidak cukup jauh. Mendaki Gunung Agung, gunung tertinggi di pulau Bali—masih aktif, ketinggiannya mencapai 3.140 meter—sepertinya menjadi wisata yang dapat anda pilih ketika berkunjung ke Pulau para Dewa ini.
Bagi masyarakat Bali, Gunung Agung merupakan salah satu gunung yang sangat suci dan disucikan—gunung lainnya di Pulau Bali yang juga disakralkan adalah Gunung Batur. Dalam alam kepercayaan mereka, Gunung Agung merupakan tempat Dewata, dan dewa-dewa itu senantiasa mengawasi manusia.
Kosmologi dan simbolisasi gunung bahkan hadir dalam bentuk-bentuk arsitektur mereka. Gunung Agung juga dianggap sebagai ‘pusat bumi’. Di kaki gunung Agung ini terdapat salah satu pura yang cukup terkenal yaitu Pura Besakih.
Kawah Gunung Agung menjadi salah satu daya tarik bagi para pendaki, tentunya jika anda berhasil sampai ke puncaknya. Dari puncak gunung ini anda bisa melihat Bali seutuhnya, karenanya Gunung Agung juga mendapat julukan menaranya Pulau Bali.
Pada tahun 1963 gunung Agung tercatat mengalami letusan yang dahsyat yang menelan korban hingga mencapai 1.000 jiwa. Asap dari letusan bahkan membumbung tinggi lebih dari 10.000 meter dari puncak gunungnya.
Informasi Mendaki Gunung Agung, Bali
Untuk bisa mencapai ke puncak Gunung Agung ada beberapa jalur pendakian yang bisa anda pilih. Pertama, mengambil jalur selatan melewati Pura Pasar Agung, Kec. Selat, Karangasem. Kedua, dari wilayah tenggara melalui daerah Budakeling atau Bhuana Giri (Nangka), Kec. Bebandem.
Jalur ketiga, yaitu melalui wilayah barat daya melewati Pura Besakih, Kec. Rendang. Jalur ketiga merupakan jalur yang cukup populer baik di kalangan para pendaki maupun di kalangan wisatawan. Bagi wisatawan, jalur ini dapat sekalian berkunjung ke pura besakih; bagi para pendaki, melalui kompleks pura terbesar di Bali ini memungkinkan mereka menggapai puncak Gunung Agung di banding jalur lainnya.
Mendaki Gunung Agung melewati jalur Pura Besakih, anda juga akan disuguhi panorama alam Pulau Bali yang sangat indah. Area persawahan yang seolah tak habis dipandang mata serta beberapa Pura kecil di sekitarnya menjadikan pendakian yang anda lakukan menjadi perjalanan yang tak akan terlupakan.
Sebagai informasi mendaki Gunung Agung, sebelum mendaki anda harus melapor terlebih dahulu ke petugas dan diwajibkan menggunakan pemandu lokal dengan biaya mencapai Rp. 350.000,- untuk seorang pemandu (Tahun 2010). Hal tersebut telah menjadi kesepakatan masyarakat adat setempat demi menjaga kesucian Gunung Agung dan untuk mengurangi tingkat kecelakaan mereka yang berusaha mendakinya.
Pada tahun 2008 silam, terjadi “kecelakaan” yang merenggut nyawa 3 orang pendaki, Hal ini yang kurang lebih memicu diterapkan aturan tersebut pada tahun 2009 karena mereka, pemandu lokal telah terbiasa dengan medan dan juga sekaligus “mengawasi” tingkah polah pendaki yang dapat menodai kesucian Gunung Agung. Sebagai catatan, Jika terjadi musibah seperti orang hilang atau meninggal, masyarakat sekitar harus mengadakan ritual untuk kembali menyucikan Gunung Agung.
Pada tahun 2010, jalur Pura Besakih ini dialihkan melalui jalur Dusun Junggul, yang tidak langsung melewati pura, sebagaimana jalur yang lama. Dusun Junggul berada di sisi kanan dari kompleks Pura Besakih. Jalur baru ini juga memungkinkan para pendaki tiba lebih cepat dibandingkan jalur pendakian lama.
Hal yang harus anda perhatikan selain kondisi fisik anda adalah persediaan air selama mendaki, karena sepanjang jalur daki sangat sulit untuk menemukan sumber air minum. Jalur pendakian terjal dengan kemiringan rata-rata lebih dari 55-70 derajat siap menantang adrenalin anda.
Jalur itu berbatu, berlumut, dan kadang diapit oleh jurang-jurang terjal yang jelas sangat menuntut kehati-hatian. Selain itu, kondisi cuaca dan angin harus anda pertimbangkan dengan baik. Tanyakanlah kepada petugas yang berjaga tentang hal tersebut dan tanyakan juga apa yang boleh dan tidak boleh anda lakukan selama mendaki.
Jika anda berhasil tiba di Puncak menara suci pulau Bali tersebut, anda akan melihat dinding kawahnya yang berwarna kuning keemasan, dan pemandangan yang tak bisa lagi diungkapkan.