Kerajinan tangan yang terdapat di suku Bima meliputi berbagai jenis kerajinan. Pengerjaan tersebut dilakukan juga sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat Bima.
Oleh: Putra Batara
September 29, 2013
Jenis kerajinan tangan yang dihasilkan orang Bima berbentuk anyaman, tenunan, barang dari rotan dan sebagainya. Sebagai pekerjaan di waktu senggang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, maupun sebagai mata pencaharian utama untuk mendapatkan penghasilan mereka.
Hasil kerajinan anyaman dari Bima cukup terkenal. Mereka membuat anyaman dari daun pandan dan lontar yang dibuat menjadi tas, songkok dan benda-benda rumah tangga.

Bahan-bahan tadi sebelum dipakai untuk dianyam harus dipotong-potong dan dikeringkan terlebih dahulu. Orang Bima juga membuat kursi dan lainnya dari rotan. Bahan-bahan yang dipergunakan ada yang dibeli, ada pula dari tanaman milik sendiri.
Hasil kerajinan tenunan dari Bima juga cukup terkenal, khususnya dari Bafe yang sudah dikenal sejak lama. Tenunan mereka terkenal dengan nama tembe nggoli.
Tenunan orang Bima dibuat dari benang yang dipintal sendiri. Benang yang dibuat oleh mereka disebut benang nggoli, dan kain yang ditenun dari benang tersebut dinamakan tembe nggoli.
Sayangnya kini kerajinan di Bima sudah mulai berkurang karena kehadiran industri tekstil yang jauh lebih murah dibandingkan dengan hasil tenunan yang dihasilkan oleh masyarakat Bima. Tetapi di beberapa tempat yang ada di Bima, produksi kerajinan tersebut masih eksis.

Kerajinan tenun pada masyarakat Bima sudah sudah ada sejak abad 15. Kerajinan tersebut dikenal dengan istilah muna ro medi. Dari catatan seorang Portugis bernama Tome Pires yang datang ke kawasan Bima tahun 1513 mencatat, pedagang dari Bima membawa hasil kerajinan tangan orang Bima ke Maluku dan Malaka. Hasil kerajinan tangan yang dibawa yaitu weri (ikat pinggang), tembe dan samboto (daster).
Di Bima termasuk juga di beberapa daerah Nusa Tenggara Barat, kaum wanita yang memegang peranan dalam kerajinan tangan yang merupakan usaha rumah tangga. Dalam pekerjaan tersebut, para ibu dibantu oleh anak-anak gadisnya. Kaum pria hanya mengerjakan dalam pengumpulan bahan-bahan, membersihkan serta meraut bahan seperti bambu dan kayu.
Saat ini terdapat beberapa sentra kerajinan di beberapa daerah di Bima. Misalnya kain tenun terdapat di Ntobo dan kawasan Donggo Kota Bima. Orang Bima di kelurahan Ntobo cukup dikenal sebagai pengrajin hasil tenunan.

Produk tenunan yang paling terkenal adalah samboto dan weri. Saking terkenalnya, dahulu kala di lingkungan istana sering mengenakan samboto dan weri dari Ntobo.
Kerajinan lainnya juga terdapat di pusat Kota Bima dan kini juga telah banyak kerajinan lainnya yang mengangkat corak maupun dekorasi khas Bima. Beberapa rumah di kawasan tersebut sudah menjadi sentra perajin kain tenun.
Di samping itu juga, terdapat sarung tenun kerajinan tangan orang Bima. Sarung tenun tersebut terbuat dari benang kapas. Sarung tenun ini memiliki ciri khas, yaitu terdapat corak warna-warna yang cerah hasil tenunan dari tembe nggoli memiliki corak dan motif.
Ada motif yang biasa dikenakan untuk sehari-hari. Ada pula corak-corak tertentu yang hanya dikenakan untuk acara-acara resmi. Pada masyarakat Bima, sarung sudah lazim dikenakan oleh pria dan wanita.