Suku Bugis merupakan komunitas masyarakat yang tersebar di wilayah Sulawesi Selatan. Yang terbesar mereka menempati beberapa wilayah di Kabupaten Barru, Bone, Luwu, Pinrang, Sidrap, Soppeng, dan Wajo.
Suku Bugis memiliki kedekatan dengan Suku Makasar dan Suku Mandar. Daerah peralihan Bugis dengan Makassar terdapat di Bulukumba, Maros, Sinjai, dan Pangkajene Kepulauan. Sementara daerah peralihan orang Bugis dengan Mandar terdapat di Kabupaten Pinrang dan Polmas.
Kini banyak orang-orang Bugis telah merantau dan tersebar di berbagai provinsi Indonesia, tidak hanya di wilayah Sulawesi tetapi hingga Papua, Jawa hingga Mancanegara.
Banyak para ahli yang menggolongkan orang-orang Bugis ke dalam suku-suku yang berasal dari Deutro Melayu yang dulu melakukan migrasi ke Nusantara dari daratan Yunan. Kata “Bugis” diambil dari kata To Ugi yang berarti orang Ugi atau orang Bugis.
Kata”ugi” merujuk pada raja mereka yang berenama La Sattumpugi. To Ugi juga dapat diartikan sebagai pengikut La Sattumpugi. La Sattumpugi merupakan leluhur La Galigo yang terkenal karena telah membuat banyak karya sastra.
Pada perkembangannya, orang-orang Bugis kemudian berhasil mengembangkan kebudayaan mereka, tidakhanya bahasa dan aksaranya, mereka juga berhasil mengembangkan pemerintahan mereka sendiri menjadi wilayah yang memiliki kekuasaan yang besar.
Tercatat beberapa kerajaan Bugis pernah berdiri pada masa klasik antara lain Kerajaan Bone, Luwu, Rappang, Sawitto, Sidenreng, Soppeng, Suppa, dan Wajo.
Orang bugis pada masa lalu sangat menyukai dataran yang subur dan dekat dengan wilayah laut untuk dijadikan wilayah mukim mereka, kebanyakan dari mereka hidup menjadi petani dan juga nelayan.
Orang-orang bugis juga terkenal dengan sejarah pelayaran mereka. Kemahiran orang Bugis mengarungi samudera membuatnya tercatat sebagai para pelaut ulung yang telah mengelilingi dunia.