Taman Nasional Ujung Kulon (Ujung Kulon National Park) adalah salah satu taman yang sangat terkenal dengan keunikan dan beraneka ragam flora juga fauna di dalamnya. Hal itu menjadikan Taman Nasional Ujung Kulon ini sebagai cagar alam dan salah satu situs warisan alam dunia yang dilindungi oleh UNESCO sejak tahun 1991.
Oleh: Putra Batara
September 27, 2016
Siapa yang tidak tahu Badak di Ujung Kulon. Hewan yang sangat dijaga kelestariannya ini merupakan hewan yang tumbuh dan berkembang di tanah Banten paling barat. Memiliki keindahan alam dan keasrian alam tersebut membuat Banten dikenal dengan beberapa obyek alam wisatanya.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya.
Kita dapat menyaksikan aktivitas badak tersebut secara langsung tanpa perlu merasa takut. Taman seluas 122.956 hektar ini dihuni Badak Jawa. TNUK merupakan habitat asli dari hewan berbadan besar dari jawa ini. Sekarang ini Badak Jawa yang tersisa jumlahnya hanya ada sekitar 50-60 ekor karena hewan ini merupakan hewan langka yang ada di dunia.
Selain Badak Jawa, di Taman Nasional Ujung Kulon ini mempunyai 3 ekosistem : laut, rawa dan daratan yang dihuni oleh berbagai hewan dan tumbuhan. Di antara hewan dan tumbuhan yang hidup di taman ini beberapa diantaranya merupakan jenis hewan dan tumbuhan langka.

Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek, Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang.
Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Dengan banyaknya jenis hewan yang ada di sana, pengunjung dapat dengan leluasa menikmati keindahan alam sambil berlibur juga menambah pengetahuan.

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan).
Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain.
Tidak hanya memanjakan mata pengunjung, taman ini juga dapat memuaskan pengunjung dengan berbagai aktivitas yang dapat diikuti oleh pengunjung secara aktif.
Snorkling dan Diving di Ciharashas, Pulau Panaitan salah satunya. Di Ciharashas ini kalian dapat melakukan olah raga air seperti snorkling dan diving. Keindahan alam bawah laut di Ciharashas ini termasuk yang paling baik di Ujung kulon.

Para wisatawan bisa mengamati alam bawah laut sambil menikmati keindahan terumbu karang dan hewan cantik bawah laut. Untuk mencapai tempat ini kalian hanya perlu menaiki spead boat dari Carita yang memerlukan waktu 3 jam. Dan bisa juga menggunakan kapal laut biasa tapi dengan jarak tempuh 4-6 jam.
Surfing Di Legon Bejo, Pulau Panaitan
Di pulau panaitan ini memang wisata yang bisa kita nikmati termasuk banyak. Selain snorkling dan diving, disini juga kalian bisa mencicipi surfing di kawasan Legon Bejo. Kegiatan ini cocok sekali untuk kalian yang hobi tantangan. Menikmati gulungan ombak dipadu dengan pasir putih yang indah pasti menjadi pengalaman yang menarik.
Hiking Di Karang Copong, Pulau Peucang
Pulau Peucang telah menjadi salah satu tujuan utama dari kunjungan ke taman nasional Ujung Kulon. Karang copong adalah nama sebuah karang mati besar yang berlubang (copong) di pulau Peucang bagian Utara.

Hiking ke Karang Copong dilakukan pada trail dari arah Dermaga Peucang masuk ke hutan hujan tropis dataran rendah dan keluar di karang copong, pengunjung akan merasakan seolah-olah berjalan membelah pulau Peucang dari Timur ke Barat.
Sepanjang perjalanan menuju karang copong selama 50 menit pengunjung dapat melihat contoh hutan hujan tropis dataran rendah yang sangat baik, dengan pohon-pohon ficus serta Kiara yang besar, burung hantu, tonggeret, babi hutan, Rusa, Merak, dan Monyet.
Kemudian dari pantai Karang Copong, pengunjung akan melihat pemandangan sun set yang fantastis dengan latar belakang laut yang membentang indah. Perjalanan ke karang copong ini dipandu oleh petugas dari Taman Nasional.
Sensasi Ziarah Ke Gua Sanghyang Sirah

Sanghiang Sirah merupakan salah satu tempat untuk berziarah yang berada di sirah (kepala) Pulau Jawa yang berbentuk gua. Pemandangan di sekitar gua sangat indah dengan formasi karang besar dan curam di sepanjang pantai dengan dikelilingi vegetasi hutan pantai.
Peziarah percaya bahwa Gua Sanghyang Sirah adalah tilas (tempat bertapa) Prabu Kian Santang yang diyakini masih berada di situ sampai saat ini. Untuk saat ini pengguna produk ini lebih banyak wisatawan domestik yang khusus datang untuk berziarah biasanya mereka trekking dari Tamanjaya-Tanjung Lame-Karang Ranjang dan kemudian menyusuri pantai selatan menuju Sanghyangsirah.
Perjalanan ditempuh kira-kira 1-2 hari. Mereka biasanya menginap di perjalanan (tidur di hutan).

Rute Menuju Taman Nasional Ujung Kulon
Dengan sejuta pesonanya, tidak bisa dielakkan lagi bahwa Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan obyek wisata yang cukup lengkap. Fasilitas yang diberikan cukup memenuhi kebutuhan pengunjung baik secara akomodasi maupun tempat-tempat untuk sekedar beristirahat dan mengisi perut.
Selain itu akses tempuh menuju tempat ini juga cukup mudah. Untuk menuju TNUK Anda bisa menggunakan angkutan umum dari Jakarta menuju Labuan yang memakan waktu sekitar 4-6 jam dengan tarif sekitar Rp. 30.000,-.

Untuk melanjutkan perjalanan menuju TNUK Anda bisa menggunakan kapal hi-speed yang berangkat dari Carita berkapasitas 8 orang dengan tarif sewa Rp. 4.500.000,-/hari atau bisa juga menggunakan kapal normal-speed yang berangkat dari Sumur atau Tamanjaya berkapasitas 20 orang dengan tarif sewa Rp. 2.250.000,-/hari (data tahun 2013)
Jika pengunjung ingin menggunakan kendaraan pribadi, ada dua jalur yang disediakan. Pertama jalur melalui arah Jakarta, Jakarta – Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang – Pandeglang – Labuan (1 1/2 jam) atau dapat juga melewati Jakarta – Cilegon (2 jam via jalan Tol), Cilegon – Labuan (1 jam) atau Bogor – Rangkasbitung – Pandeglang – Labuan (4 jam).
Kedua adalah jalur yang melalui Labuan, mulai dari Labuan – Sumur (2 jam), Sumur – Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan) atau Labuan – Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan).

Sekian banyak pilihan berwisata di taman nasional ini, tetapi jika pengunjung hanya ingin berwisata alam, mereka hanya akan dikenakan biaya yang relatif murah.
Untuk berwisata alam (pada tahun 2013) dikenakan tarif antara Rp. 10rb-50rb/orang untuk warga negara Indonesia, Rp. 30rb-75rb/orang untuk warga negara asing tergantung dari jenis wisata alamnya.
Sedangkan untuk tiket masuk ke TNUK ini seharga Rp. 2.500,-/orang untuk warga negara Indonesia, Rp. 20.000,-/orang untuk warga negara asing ditambah biaya asuransi sebesar Rp. 3.000,-.
Saat berkunjung ke TNUK Anda dilarang untuk berburu, menangkap, menebang, menyalakan api dan hal-hal yang mengganggu kehidupan flora dan fauna di TNUK ini serta segala hal yang menyebabkan pencemaran lingkungan.